******HIDUP ADALAH UNTUK IBADAH ********JADIKAN SELURUH AKTIVITAS HIDUPMU UNTUK MENCAPAI KEBAHAGIAAN DUNIA AKHIRAT *********JALAN YANG LURUS ***********yaitu jalan orang-orang yang telah Allah berikan nikmat, bukan jalan yang dimurkai Allah dan juga bukan jalan yang sesat.

Selasa, 28 Juni 2011

Tangis Sang Ayah Ketika Akan Meninggal


Bekerja di kantor perusahaan ternama, memiliki rumah yang layak nan bagus, mememiliki anak-anak yang sehat & cerdas, sehingga mampu memasuki Universitas negri faforit….begitu selesei dari universitas anak-anaknya tersebut langsung bekerja di tempat elit dengan gaji yang berlimpah.
Itulah gambaran keluarga Pak A (nama samaran red) yg banyak diidam-idamkan banyak orang di kehidupan saat ini yg sudah serba materialisme. Namun sayang sangat kering dari nilai-nilai spiritualitas agama Islam, di rumah Pak A tidak ada suara orang membaca Tilawah Al-Qur’an atau diskusi masalah agama.
Yang ada setiap hari hanya berbicara kesuksesan duniawi mereka. Hal itu terjadi karena Pak A tdk mendidik anaknya secara serius mengenai ajaran agama Islam.
Dua puluh Tahun kemudian guratan2 tua sudah nampak, wajah tua Pak A tak segagah dulu lagi, lemahnya jasad tak sewibawa dulu lagi, yang nampak kini hanya kesunyian, sepi, senyap, istinya sudah meninggalkannya terlebih dahulu mengahadap sang Khaliq.
Setelah sakit sekian lama, kiini giliran dia sedang dalam detik-detik kematiannya akan menyusul sang istri tercinta, semua anaknya berkumpul. menungguinya Walaupun begitu sang ayah Pak A yg sedang mengalami sakaratul maut sangat gelisah dan takut luar biasa ketika sedang menghadapi kematian ini.
Tiba-tiba dari ruang tengah terdengar sayup sayup seorang anak membaca surah yasin dg tartil dan merdunya.
Hatinya Pak A yg tadinya gelisah dan ketakutan mendadak menjadi tenang dan sejuk kembali, dan ia berkata, “ Wahai anak-anakku siapa yg membaca surah yasin itu, kok hati ayah menjadi tenang dan sejuk sekali?
Oh itu si Ahmad cucu ayah , yg sedang membaca surah yasin
Sambil menangis berurai air mata ia berkata Ya Allah Ya Rabb segala puji syukur kehadirat Engkau, cucuku ada yg bisa membaca Al-Qur’an , ternyata anggapan hamba selama ini salah , ternyata kebahagiaan yg hakiki adalah bukan pada materi tapi kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Alangkah indahnya kematianku hari ini kalau anak-anakku juga bisa membaca Al-Qur’an. dan mendoa’kan diriku ini yg sebentar lagi menghadap Engkau Ya Rabb.
Saudaraku, itulah gambaran kehidupan Pak A s/d menjelang kematiannya dan ternyata harta dan anak-anaknya yg sukses duniawi tidak bisa menyelamatkan ia dari beratnya proses sakaratul maut yg bisa menyelamatkannya adalah hanya amal ibadahnya dan do’a anak-anak yg sholeh.
Semoga kita semua diberikan Allah,SWT anak-anak yg sholeh yg mampu membaca Al-Qur’an dan mendoa’kan kedua orang tuanya. …Amiin.

Wallahua’lam
Salam Al-Faqir




Tidak ada komentar: