******HIDUP ADALAH UNTUK IBADAH ********JADIKAN SELURUH AKTIVITAS HIDUPMU UNTUK MENCAPAI KEBAHAGIAAN DUNIA AKHIRAT *********JALAN YANG LURUS ***********yaitu jalan orang-orang yang telah Allah berikan nikmat, bukan jalan yang dimurkai Allah dan juga bukan jalan yang sesat.

Sabtu, 27 Juni 2015

Kisah Iblis Bertemu Nabi Muhammad SAW

Kisah Iblis Bertemu Nabi Muhammad SAW. Ada sebuah kisah menurut hadis ketika iblis bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Bagaimana ceritanya, simak kisah selengkapnya berikut ini. Diriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal r.a., dari Ibnu Abbas r.a. yang berkisah :


Kami bersama Rasulullah SAW dirumah salah seorang sahabat anshar, dimana saat itu kami ditengah-tengah jamaah. Lalu ada suara orang memanggil dari luar, "Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, sementara kalian butuh kepadaku".

Rasulullah SAW bertanya kepada para jamaah, "Apakah kalian tahu, siapa yang memanggil dari luar itu ?". Mereka menjawab, "Tentu Alllah SWT dan Rasul-Nya lebih tahu".

Lalu Rasulullah SAW menjelaskan, "ini adalah iblis yang terkutuk -semoga Allah senantiasa melaknatnya".

Kemudian Umar r.a. meminta izin kepada Rasulullah sembari berkata, "YA Rasulullah, apakah engkau mengizinkanku untuk membunuhnya?". Beliau Nabi SAW menjawab, "bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa ia termasuk mahluk yang tertunda kematiannya sampai batas waktu yang telah diketahui (hari Kiamat)? Akan tetapi sekarang silahkan kalian membukakan pintu untuknya. Sebab ia diperintahkan untuk datang kesini, maka pahamilah apa yang diucapkan dan dengarkan apa yang bakal ia ceritakan kepada kalian."

Ibnu Abbas berkata : Kemudian dibukakan pintu, lalu ia masuk di tengah-tengah kami. Ternyata ia berupa orang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Ia berjenggot sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda. Kedua kelopak matanya terbelah keatas tidak ke samping. Sedangkan kepalanya seperti gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti babi. Sementara kedua bibirnya seperti bibir kerbau.


Ia datang sambil memberi salam. "Assalamu'alaika ya Muhammad, Assalamu'alaikum ya jamaa'atal-muslimim. " kata iblis.
Nabi SAW menjawab, "Assalamu lillah ya la'iin (Keselamatan hanya milik Allah wahai mahluk yang terkutuk). Saya mendengar engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluan tersebut wahai iblis?".
"Wahai Muhammad, saya datang kesini bukan karena kemauanku sendiri, tapi saya datang kesini karena terpaksa", tutur iblis.
"Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini wahai mahluk terkutuk?" tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab, "Telah datang kepadaku seorang malaikat yang diutus oleh Tuhan Yang Maha Agung, dimana utusan itu berkata kepadaku, 'Sesungguhnya Allah SWT memerintahmu untuk datang kepada Muhammad SAW sementara engkau adalah mahluk yang rendah dan hina. Engkau harus memberi tahu kepadanya, bagaimana engkau menggoda dan merekayasa anak-cucu Adam AS, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Lalu engkau harus menjawab segala apa yang ditanyakan Muhammad SAW dengan jujur. Maka demi Kebesaran dan Keagungan Allah SWT, jika engkau menjawab dengan bohong, sekalipun hanya sekali, sungguh engkau akan Allah SWT jadikan debu yang bakal dihempaskan oleh angin kencang, dan musuh-musuhmu akan merasa senang'.
Wahai Muhammad, maka sekarang saya datang kepadamu sebagaimana yang diperintahkan kepadaku. Maka tanyakan apa saja yang engkau inginkan. Kalau sampai saya tidak menjawab dengan jujur, maka musuh-musuhku akan merasa senang atas musibah yang bakal saya terima. Sementara tidak ada beban yang lebih berat bagiku daripada bersenangnya musuh-musuhku atas musibah yang menimpa diriku".
Rasulullah SAW mulai melemparkan pertanyaan kepada iblis, "Jika engkau bisa menjawab dengan jujur, maka coba ceritakan kepadaku, siapa orang yang paling engkau benci?"
Iblis menjawab dengan jujur, "Engkau, wahai Muhammad, adalah orang yang paling aku benci dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu."
"Lalu siapa lagi yang palimg engkau benci?" tanya Rasulullah SAW.
"Seorang pemuda yang bertakwa dimana ia mencurahkan dirinya hanya kepada Allah SWT ", jawab iblis.
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang alim yang wara' (menjaga diri dari syubhat) lagi sabar," jawab iblis.
"Siapa lagi?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang senantiasa melanggengkan kesucian dari tiga kotoran (hadats besar, kecil, dan najis)", tutur iblis.
"Siapa lagi?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang fakir yang senantiasa bersabar, yang tidak pernah menuturkan kefakirannya kepada siapapun dan juga tidak pernah mengeluhkan penderitaan yang dialaminya," jawab iblis.
"Lalu dari mana engkau tahu kalau ia bersabar?" tanya Rasulullah SAW.
"Wahai Muhammad, bila ia masih dan pernah mengeluhkan penderitaannya kepada mahluk yang sama dengannya selama tiga hari, maka Allah SWT tidak akan mencatat perbuatannya dalam kelompok orang-orang yang bersabar," jelas iblis.
"Lalu siapa lagi wahai iblis?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang kaya yang bersyukur", tutur iblis.
"Lalu apa yang bisa memberi tahu kepadamu, bahwa ia bersyukur?" Tanya Rasulullah SAW.
"Bila saya melihatnya ia mengambil kekayaannya dari apa saja yang dihalalkan dan kemudian disalurkan pada tempatnya", tutur iblis.
"Bagaimana kondisimu apabila ummatku menjalankan shalat?" Tanya Rasulullah SAW.
"Wahai Muhammad, saya langsung merasa gelisah dan gemetar," jawab iblis.
"Mengapa wahai mahluk yang terkutuk?" tanya Rasulullah SAW.
"Sesunguhnya apabila seorang hamba bersujud kepada Allah SWT sekali sujud, maka Allah SWT akan mengangkat satu derajat (tingkat). Apabila mereka berpuasa, maka saya terikat sampai mereka berbuka kembali. Apabila mereka menunaikan manasik haji, maka saya jadi gila. Apabila mereka membaca Al-Qur'an, maka saya akan meleleh (mencair) seperti timah yang dipanaskan dengan api. Apabila mereka bersedekah maka seakan-akan orang yang bersedekah tersebut mengambil kapak lalu memotong saya menjadi dua," jawab iblis.
"Mengapa demikian wahai Abu Murrah (julukan iblis)?" tanya Rasulullah SAW.
"Sebab dalam sedekah ada empat perkara yang perlu diperhatikan; Dengan sedekah itu, Allah SWT akan menurunkan keberkahan dalam hartanya, menjadikan ia disenangi dikalangan mahluk-Nya, dengan sedekah itu pula Allah SWT akan menjadikan suatu penghalang antara neraka dengannya dan akan menghindarkan segala bencana dan penyakit," tutur iblis menjelaskan.
"Lalu bagaimana pendapatmu tentang Abu Bakar?" tanya Rasulullah SAW.
"Ia sewaktu Jahiliyyah saja tidak pernah taat kepadaku, apalagi sewaktu dalam Islam", tutur iblis.
"Bagaimana dengan Umar bin Khaththab?" tanya Rasulullah SAW.
"Demi Allah SWT, setiap kali saya bertemu dengannya, mesti akan lari darinya," jawab iblis.
"Bagaimana dengan Utsman?" tanya Rasulullah SAW.
"Saya merasa malu terhadap orang yang para malaikat saja malu kepadanya", jawab iblis.
"Lalu bagaimana dengan Ali bin Abi Thalib?" tanya Rasulullah SAW.
"Andaikan saya bisa selamat darinya dan tidak pernah bertemu dengannya, ia meninggalkanku dan saya pun meninggalkannya. Akan tetapi ia tidak pernah melakukan hal itu sama sekali" tutur iblis.
"Segala puji bagi Allah SWT yang telah menjadikan ummatku bahagia dan mencelakakanmu sampai pada waktu yang ditentukan", tutur Rasulullah SAW.
"Tidak dan tidak mungkin, dimana ummatmu bisa bahagia sementara saya senantiasa hidup dan tidak mati sampai pada waktu yang telah ditentukan. Lalu bagaimana engkau bisa bahagia terhadap ummtmu, sementara saya bisa masuk kepada mereka melalui aliran darah dan daging, sedangkan mereka tidak melihatku. Demi Tuhan yang telah menciptakanku dan telah menunda kematianku sampai pada hari mereka dibangkitkan kembali (Kiamat), sungguh saya akan menyesatkan mereka seluruhnya, baik yang bodoh maupun yang alim, yang awam maupun yang bisa membaca Al-Qur'an, yang nakal maupun yang rajin beribadah, kecuali hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis (murni)," tutur iblis.
"Siapa menurut engkau hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis itu?" Tanya Rasulullah SAW.
Iblis menjawab dengan panjang lebar, "Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena Allah SWT. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah termasuk dosa yang paling besar? Apakah engkau tidak tahu saya memiliki tujuh puluh ribu anak, sedangkan setiap anak dari jumlah tersebut memiliki tujuh puluh ribu setan. Diantara mereka ada yang sudah saya tugaskan untuk menggoda ulama, ada yang saya tugaskan untuk menggoda para pemuda, ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang sudah tua. Anak-anak muda bagi kami tidak masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih mudah kami permainkan sekehendak saya. Diantara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang zuhud. Mereka keluar-masuk dari kondisi ke kondisi lain, dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan menggunakan cara apapun. Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya, sehingga mereka beribadah kepada Allah dengan tidak ikhlas, sementara mereka tidak merasakan hal itu.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib (pendeta) yang berbuat ikhlas karena Allah selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan doanya ia sanggup menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya tidak berhenti menggodanya sehingga ia sempat berbuat zina dengan seorang perempuan, membunuh orang dan mati dalam kondisi kafir? Inilah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam kitab-Nya dengan firman-Nya: "(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata kepada manusia : 'Kafirlah kamu', maka tatkala manusia itu telah kafir ia berkata, 'sesungguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan Semesta Alam". (QS.Al-Hasyr:16).

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari saya, saya adalah yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku. Barangsiapa bersumpah atas nama Allah dengan berbohong maka ia adalah kekasihku.

Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan atas nama Allah, "Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian berdua'. Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing dan mengadu domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk mataku dan kesenanganku. Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya (talak) maka hampir tidak akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikan itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya hasil dari anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.

Wahai Muhammad, sesungguhnya diantara ummatmu ada orang yang menunda-nunda shalatnya dari waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan shalat maka saya selalu berada padanya dan mengganggu sembari berkata kepadanya, 'Masih ada waktu, teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan' sehingga ia menunda shalatnya, dan kemudian shalat diluar waktunya. Akibatnya dengan shalat yang dikerjakan diluar waktunya itu akan dipukul di kepalanya. Kalau saya merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan manusia yang akan menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha itu saya masih kalah, maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan shalat.

Ketika dalam shalatnya saya berkata kepadanya, 'Lihatlah ke kanan dan ke kiri'. Akhirnya ia melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya, kemudian saya menghadap didepan matanya sembari berkata, 'engkau telah melakukan apa yang tidak akan menjadi baik lamanya'.

Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya, Allah akan memukul kepalanya dengan shalat tersebut. Kalau dalam shalat ia sanggup mengalahkan saya, sementara ia shalat sendirian, maka saya perintahkan untuk tergesa-gesa. Maka ia mengerjakan shalat seperti ayam yang mencocok benih-benih untuk dimakan dan segera meninggalkannya. Kalau ia sanggup mengalahkan saya, dan shalat berjamaah, maka saya kalungkan rantai dilehernya. Ketika ia sednag ruku' saya tarik kepalanya keatas sebelum imam bangun dari ruku' dan saya turunkan sebelum imam turun. Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang melakukan shalat seperti itu, maka batal shalatnya, dan di hari Kiamat nanti Allah akan menyalin kepalanya dengan kepala keledai.

Kalau dengan cara tersebut saya masih kalah, maka saya perintahkan meremas-remas jari-jemarinya sehingga bersuara, sedangkan ia sedang shalat, karenanya ia tidak termasuk orang-orang yang bertasbih kepadaku padahal ia sedang shalat.

Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak mempan, maka saya tiup hidungnya sehingga ia menguap, sementara ia sedang shalat. Kalau ia tidak menutupi mulutnya dengan tangannya maka setan masuk kedalam perutnya, sehingga ia semakin rakus dengan dunia dan berbagai perangkapnya. Ia akan selalu mendengar dan taat kepadaku.

Bagaimana ummatmu bisa bahagia wahai muhammad, sementara saya memerintah orang-orang miskin untuk meninggalkan shalat, dan saya berkata kepadanya, 'Shalat bukanlah kewajiban kalian, shalat hanya kewajiban orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah'. Saya pun berkata kepada orang yang sakit, 'Tinggalkan shalat, karena shalat bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan. Sebab Allah sudah berfirman, '...dan tidak apa-apa bagi seorang yang sedang sakit...' (QS An-Nur:61). Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan shalat. Akhirnya ia mati dalam kondisi kafir. Apabila ia mati dengan meninggalkan shalat ketika sedang sakit, maka ia akan bertemu Allah dengan dimurkai.

Wahai Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau memohon kepada Allah agar saya dijadikan debu yang lembut. Wahai Muhammad, apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu, sementara saya bisa memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari Islam?".

Kemudian Rasulullah SAW meneruskan pertanyaannya, "Wahai mahluk yang terkutuk, siapa teman dudukmu?".
"Orang-orang yang suka makan riba", jawab Iblis.
"Lalu siapa teman dekatmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang berzina", jawab Iblis.
"Siapa teman tidurmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang mabuk", jawab Iblis.
"Siapa tamumu?", tanya Rasulullah SAW.
"Pencuri", jawab Iblis.
"Siapa utusanmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Tukang sihir", jawab Iblis.
"Apa yang menyenangkan pandangan matamu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang bersumpah dengan talak", jawab Iblis.
"Siapa kekasihmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang meninggalkan shalat Jum'at", jawab Iblis.
"Wahai mahluk yang terkutuk, apa yang mengakibatkan punggungmu patah?", tanya Rasulullah SAW.
"Suara ringkik kuda untuk berperang membela agama Allah SWT", jawab Iblis.
"Apa yang membuat hatimu panas?", tanya Rasulullah SAW.
"Banyak beristighfar kepada Allah, baik di malam hari maupun di siang hari", jawab Iblis.
"Apa yang membuatmu merasa malu dan hina?", tanya Rasulullah SAW.
"Sedekah secara rahasia", jawab Iblis.
"Apa yang menjadikan matamu buta?", tanya Rasulullah SAW.
"Shalat diwaktu sahur", jawab Iblis.
"Apa yang dapat mengendalikan kepalamu?", tanya Rasulullah SAW.
"Memperbanyak shalat berjamaah", tutur Iblis.
"Siapa orang yang paling membahagiakanmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang yang sengaja meninggalkan shalat", tutur Iblis.
"Siapa yang paling celaka menurut engkau?", tanya Rasulullah SAW.
"Orang-orang yang kikir", jawab Iblis.
"Apa yang paling menyita pekerjaanmu?", tanya Rasulullah SAW.
"Majelis orang-orang alim", jawab Iblis
"Bagaimana cara engkau makan?", tanya Rasulullah SAW.
"Dengan tangan kiriku dan jari-jemariku", jawab Iblis.
"Dimana engkau mencari tempat berteduh untuk anak-anakmu diwaktu panas?", tanya Rasulullah SAW.
"Dibawah kuku manusia", jawab Iblis.
"Berapa kebutuhan yang pernah engkau minta kepada Tuhanmu?", Tanya Rasulullah SAW.
"Sepuluh macam", jawab Iblis.
"Apa saja itu wahai mahluk terkutuk?", tanya Rasulullah SAW.
Iblis pun menjawab : "Saya meminta-Nya agar saya bisa berserikat dengan anak-cucu Adam dalam harta kekayaan dan anak-anak mereka. Akhirnya Allah mengizinkanku berserikat dalam kelompok mereka. Itulah maksud firman Allah SWT : 'Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka'. QS.Al-Isra':64).

Setiap harta yang tidak dikeluarkan zakatnya, maka saya ikut memakannya. Saya juga ikut makan makanan yang bercampur riba dan haram serta segala harta yang tidak dimohonkan perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.

Setiap orang yang tidak memohon perlindungan kepada Allah dari setan ketika bersetubuh dengan istrinya, maka setan akan ikut bersetubuh. Akhirnya melahirkan anak yang mendengar dan taat kepadaku.

Begitu pula orang yang naik kendaraan dengan maksud mencari penghasilan yang tidak dihalalkan, maka saya adalah temannya. Itulah maksud firman Allah SWT: 'Dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki'. (QS.Al-Isra':64).

Saya memohon kepada-Nya agar saya punya rumah, maka rumahku adalah kamar mandi. Saya memohon agar saya punya masjid, akhirnya pasar menjadi masjidku. Saya memohon agar saya punya Al-Qur'an, maka syair adalah Al-Qur'anku. Saya memohon agar saya punya adzan, maka terompet adalah penggilan adzanku. Saya memohon kepada-Nya agar saya punya tempat tidur, maka orang-orang mabuk adalah tempat tidurku. Saya memohon agar saya memiliki teman-teman yang menolongku, maka kelompok Al-Qadariyyah menjadi teman-teman yang membantuku.

Dan saya memohon agar saya memiliki teman-teman dekat, maka orang-orang yang menginfakkan harta kekayaannya untuk kemaksiatan adalah teman dekatku. Itulah maksud firman Allah SWT : 'Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya'. (QS.Al-Isra':27) ".

Rasulullah SAW berkata kepada Iblis, "Andaikan tidak setiap apa yang engkau ucapkan itu didukung oleh ayat-ayat dari Kitab Allah tentu aku tidak akan membenarkanmu". Lalu Iblis berkata lagi, "Wahai Muhammad, saya memohon kepada Allah agar saya bisa melihat anak-cucu Adam, sementara mereka tidak bisa melihatku. Kemudian Allah menjadikan aku bisa mengalir melalui peredaran darah mereka. Diriku bisa berjalan kemanapun sesuai kemauan diriku dan dengan cara bagaimana pun. Kalau saya mau dalam sesaat pun bisa. Kemudian Allah berfirman kepadaku. 'Engkau bisa melakukan apa saja yang kau minta'. Akhirnya saya merasa senang dan bangga sampai hari Kiamat. Sesungguhnya orang yang mengikutiku lebih banyak daripada orang yang mengikutimu. Sebagian besar anak-cucu Adam akan mengikutiku sampai hari Kiamat".

Iblis melanjutkan lagi, "Saya memiliki anak yang saya beri nama Atamah. Ia akan kencing di telinga seorang hamba ketika ia tidur meninggalkan shalat Isya'. Andaikan tidak karenanya tentu manusia tidak akan tidur terlebih dahulu sebelum menjalankan shalat.

Saya juga punya anak yang saya beri nama Mutaqadhi. Apabila ada seorang hamba melakukan ketaatan (ibadah) dengan rahasia dan ingin menutupinya, maka anak saya tersebut senantiasa membatalkannya dan dipamerkan ditengah-tengah manusia, sehingga semua manusia tahu. Akhirnya Allah membatalkan sembilan puluh sembilan dari seratus pahala. Sehingga yang tersisa hanya satu pahala. Sebab setiap ketaatan yang dilakukan secara rahasia akan diberi seratus pahala.

Saya punya anak lagi yang bernama Kuhyal, dimana ia bertugas mengusapi celak mata semua orang yang sedang berada di majelis pengajian dan ketika khatib sedang berkuthbah. Sehingga mereka terkantuk dan akhirnya tidur, tidak bisa mendengarkan apa yang dibicarakan para ulama. Mereka yang tertidur tidak akan ditulis pahala sedikitpun untuk selamanya".

Iblis melanjutkan lagi, "Setiap kali ada perempuan keluar mesti ada setan yang duduk di pinggulnya, ada pula yang duduk di daging yang mengelilingi kukunya. Dimana mereka akan menghiasi kepada orang-orang yang melihatnya. Kedua setan itu kemudian berkata kepadanya, 'Keluarkan tanganmu'. Akhirnya ia mengeluarkan tangannya, kemudian kukunya tampak, lalu kelihatan nodanya".

Iblis melanjutkan lagi, "Wahai Muhammad, sebenarnya saya tidak bisa menyesatkan sedikit pun. Akan tetapi saya hanya akan mengganggu dan menghiasi. Andaikan saya memiliki hak dan kemampuan untuk menyesatkan, tentu saya tidak membiarkan segelintir manusia pun di muka bumi ini yang masih sempat mengucapkan dua kalimat Syahadat, 'Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Utusan-Nya'. Tidak akan ada lagi orang yang shalat dan berpuasa. Sebagaimana engkau wahai Muhammad, tidak berhak untuk memberikan hidayah sedikit pun kepada siapa saja. Akan tetapi engkau adalah seorang utusan dan penyampai amanat dari Allah. Andaikan engkau memiliki hak dan kemampuan untuk memberi hidayah, tentu engkau tidak akan membiarkan segelintir orang kafir pun di muka bumi ini. Engkau hanyalah sebagai argumentasi (Hujjah) Allah SWT terhadap mahluk-Nya. Sementara saya hanyalah menjadi sebab celakanya orang yang sebelumnya sudah dicap oleh Allah sebagai orang celaka. Orang yang bahagia dan beruntung adalah orang yang dijadikan bahagia oleh Allah sejak dalam perut ibunya, sedangkan orang yang celaka adalah orang yang dijadikan celaka oleh Allah sejak dalam perut ibunya".

Rasulullah SAW kemudian membacakan firman Allah SWT : "Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia ummat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat. Kecuali orang-orang yang diberi Rahmat oleh Tuhanmu'. (QS.Hud:118-119).

Kemudian beliau Nabi SAW melanjutkan dengan firman Allah SWT : "Dan adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku". (QS.Al-Ahzab:38).

Lantas Rasulullah SAW berkata lagi kepada iblis, "Wahai Abu Murrah (iblis), apakah engkau masih mungkin bertobat dan kembali kepada Allah, sementara saya akan menjaminmu masuk surga".

Iblis menjawab, "Wahai Rasulullah, Ketentuan telah memutuskan dan Qalam pun telah kering dengan apa yang terjadi seperti ini hingga hari Kiamat nanti. Maka Maha Suci Allah Yang telah menjadikanmu sebagai tuan para Nabi dan Khathib para penduduk Surga, Dia telah memilih dan mengkhususkan dirimu. Sementara Dia telah menjadikan saya sebagai tuan orang-orang celaka dan Khatib para penduduk Neraka. Saya adalah mahluk yang celaka lagi terusir. Ini adalah akhir dari apa yang saya beritahukan kepadamu, dan saya mengatakan sejujurnya ".

Segala Puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, Awal dan Akhir, Zhahir dan Bathin Dan semoga Shalawat dan Salam sejahtera tetap diberikan kepada seorang Nabi yang Ummi dan kepada para keluarga dan sahabatnya serta para Utusan dan para Nabi.

Dikutip dari Syajaratul Kaun, doktrin tentang pribadi manusia pilihan, Muhammad SAW, yang ditulis oleh Asy-Syaikh Al-Akbar Muhyidin Ibnu Arabi Abdullah Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Ali Al-Hatimi Ath-Tha'i Al-Andalusia), 17 Ramadhan 560 H - 22 Rabi'uts-Tsani 638 H.

Semoga bermanfaat buat kita semua, para pengikut Rasulullah SAW, manusia pilihan, tuan para Nabi dan Khathib para penduduk Surga. Semoga pula kita diberikan-Nya kemampuan dan ketebalan iman untuk mengiktu Al-Qur'an & Al-Hadits, kemudian dihari berbangkit nanti oleh Allah SWT, kita digolongkan didalam barisan dan kelompoknya Nabi Muhammad SAW. Amin. Akhirul kalam, afwan jika ada kekeliruan dan apabila menjadikan kurang berkenan.


http://www.serunik.com/2015/03/kisah-iblis-bertemu-nabi-muhammad-saw.html

Kisah Rombongan Jin yang Bersyahadat dan Masuk Islam

Kisah Rombongan Jin yang Bersyahadat dan Masuk Islam - Allah SWT menciptakan makhluk di alam semesta ini ada 4 jenis yaitu Malaikat, Jin, Manusia dan Binatang. Malaikat diciptakan dari cahaya, Jin diciptakan dari Api sedangkan Manusia dan binatang diciptakan dari tanah. Jin itu mempunyai banyak golongan seperti halnya manusia ada yang baik dan ada juga yang jahat. Jin yang paling jahat di sebut setan atau iblis. Jin juga ada yang muslim dan ada juga yang kafir/belum mengenal islam. Nah kali ini admin AdaInfoUnik akan berbagi kisah tentang rombongan Jin yang bersyahadat dan masuk islam.


(Masjid Jin di Mekah)
Alkisah, serombongan jin tengah melakukan perjalanan menuju Tihamah, sebuah kawasan di garis pantai Laut Merah, Arab Saudi. Mereka berangkat dari rumah-rumah mereka di Nasibain, sebuah wilayah yang terkenal sebagai tempat tinggal para jin. 

Lokasinya di sekitar perbatasan antara Irak dan Suriah. Di antara rombongan tersebut, terdapat jin yang berperan sebagai penasihat. Jika di dunia manusia, maka ia berperan layaknya ulama atau da'i. 
Entah apa tujuan perjalanan mereka. Ada yang bilang, mereka sekadar melakukan safar. Sebagian lain mengatakan, mereka terbiasa melakukan perjalanan seperti halnya manusia. Yang lain bilang, mereka mencari tahu siapa yang telah menutup rahasia langit. Mengingat pasca diutusnya Rasulullah, rahasia langit dijaga malaikat dari curi dengar para jin. Apapun tujuan mereka, perjalanan tersebut menjadi sejarah besar bagi kaum jin. 

Jumlah mereka pun tak jelas angkanya. Dikisahkan ada sembilan jin. Lain kisah mengatakan hanya tujuh jin dalam rombongan tersebut. Terlepas dari jumlah tersebut, ada satu jin yang merupakan sang ulama atau juru dakwah di kalangan kaumnya. Ada satu jin pula yang bernama Zauba'ah. Mungkin ia lah sang ulama jin tersebut. 

Di tengah perjalanan, tepatnya di kawasan Nakhla Saudi, mereka para jin tiba-tiba mendengar sesuatu yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. "Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan?" Sebuah ayat Quran yang dibacakan dari Surah Ar Rahman menarik perhatian mereka. Mendengarnya, merindinglah tubuh-tubuh mereka. Serta-merta mereka mendekati sumber suara. 

Ternyata seorang yang mulia tengah menjadi imam shalat yang dimakmumi sekumpulan manusia. Ialah Rasulullah. Saat itu Rasulullah dan para sahabat beliau tengah menunaikan shalat shubuh. Rasulullah membaca surah Ar Rahman saat memimpin jamah shalat. Para jin tersebut pun kemudian ikut bergabung dan duduk di belakang manusia. Mereka ingin mendengarkan ayat-ayat yang dilantunkan sang nabiyullah. 
"Diamlah, perhatikan bacaannya," sang ulama jin meminta rombongan diam untuk mendengar bacaan Rasulullah. Rombongan jin yang tadinya berbisik-bisik ribut itu pun kemudian hening menghayati ayat Quran 
Sebagaimana manusia, jin pun merupakan makhluk ciptaan Allah. Alquran pun diturunkan untuk seluruh alam, Rasulullah pun diutus untuk umat manusia dan jin. Maka ketika mendengar firman Allah dari lisan Rasulullah, tergugahlah hati para jin tersebut. Mendengar surah Ar Rahman tersebut pun kemudian jin tersebut merasakan betapa banyak nikmat Allah untuk mereka. 

"Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami tidak mendustakan nikmat-Mu sedikit pun. Segala pujian hanya bagi-Mu yang sudah memberikan nikmat zahir dan batin kepada kami," ujar mereka dipimpin sang ulama jin. 
Usai shalat jama'ah selesai. Sang ulama jin mendatangi Rasulullah. Mewakili rombongan, ia mengatakan keinginan untuk lebih banyak mendengar ayat-ayat dari firmanNya. Maka pergilah Rasulullah bersama para jin ke suatu tempat. Rasulullah Muhammad membacakan ayat-ayat Qur'an kepada rombongan jin tersebut. Sang ulama jin juga berdialog dengan Rasulullah. Ia belajar Islam dari beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Hingga kemudian, sang ulama jin menyatakan diri ingin berislam. Rombongan jin tersebut hendak menjadi mualaf. 

Maka mereka pun bersaksi syahadat langsung dihadapan Rasulullah. Mereka pun resmi menjadi muslimin dan berbaiat kepada Rasulullah. Masuk Islamnya mereka para jin ini terjadi di sebuah masjid di Ma'lala, dekat komplek pekuburan muslimin di Kota Makah. Di kemudian hari, bahkan hingga kini, masjid tersebut masih berdiri dan dinamakan Masjid Al Jin atau juga Masjid Al-Baiah karena kisah para jin yang memeluk Islam tersebut. 

Setelah berislam, pulanglah para jin ke kampung mereka. Sang ulama jin yang langsung belajar dari Rasulullah kemudian memulai dakwahnya. "Wahai kaumku, sungguh kami telah mendengar bacaan yang menakjubkan. Bacaan itu menuntun ke jalan yang lurus dan disanalah kami beriman dan kami tidak akan pernah mempersekutukan sesuatu pun dengan Tuhan kami," ujarnya dihadapan para jin. Maka gemparlah dunia jin. Dakwah Islam pun mulai tersebar di dunia jin. 

Sebagian jin kemudian turut memeluk Islam dan mengunjungi majelis Rasulullah. Mereka beribadah dan mentauhidkan Allah. Sebagian lain, seperti halnya manusia, menolak dakwah Islam. Mereka kafir atau memeluk agama lain. Ada pula jin kafir yang ikut andil membuat manusia kafir. Sebagian jin lain pun menjadi tuhan yang diagungkan sekelompok manusia yang tersesat jalannya. 

Kisah mengenai masuk Islamnya jin tersebut terdapat dalam surah ke-72, yakni Surah Al Jin. "Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami," surah Al Jin ayat 1 dan 2. 

Kisah tersebut juga dikisahkan Rasulullah dalam hadits beliau dari Ibnu Mas'ud. Hadits tersebut memiliki sanadnya shahih dan diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Baihaqi. Kabar dari Rasulullah ini pun kemudian menjadi penjelasan kepada muslimin mengenai eksistensi dan kehidupan jin. Rujuk Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al Asqalani untuk penjelasan lengkapnya. 

Banyak hikmah pula dibalik kisah tersebut, diantaraya menjadi kabar bagi manusia, bahwa jin pun sebagaimana manusia, ada yang beragama Islam ada pula yang kafir. Jin merupakan makhluk Allah, maka tak layak disembah. 

"Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?" Malaikat-malaikat itu menjawab: "Maha Suci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka; bahkan mereka telah menyembah jin; kebanyakan mereka beriman kepada jin itu." 

Maka pada hari ini sebahagian kamu tidak berkuasa (untuk memberikan) kemanfaatan dan tidak pula kemudharatan kepada sebahagian yang lain. Dan Kami katakan kepada orang-orang yang zalim: "Rasakanlah olehmu azab neraka yang dahulunya kamu dustakan itu," Surah Saba ayat 40-42.

Semoga kisah diatas memberikan motivasi bagi Anda agar senantiasa meningkatkan iman dan taqwa pada Allah SWT.

http://www.serunik.com/2014/01/kisah-rombongan-jin-yang-bersyahadat.html

Inilah Jenazah yang Disholawati 70 Ribu Malaikat

Wow, Inilah Jenazah yang Disholawati 70 Ribu Malaikat - Kisah ini diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a. Pada suatu pagi Rasulullah SAW bersama dengan sahabatnya Anas bin Malik r.a. melihat suatu keanehan. Bagaimana tidak, matahari terlihat begitu redup dan kurang bercahaya seperti biasanya. 
Tak lama kemudian Rasulullah SAW dihampiri oleh Malaikat Jibril.
Lalu Rasulullah SAW bertanya kepada Malaikat Jibril : “Wahai Jibril, kenapa Matahari pagi ini terbit dalam keadaan redup? Padahal tidak mendung?”
“Ya Rasulullah, Matahari ini nampak redup karena terlalu banyak sayap para malaikat yang menghalanginya.” jawab Malaikat Jibril.
Rasulullah SAW bertanya lagi : “Wahai Jibril, berapa jumlah Malaikat yang menghalangi matahari saat ini?”
“Ya Rasulullah, 70 ribu Malaikat.” jawab Malaikat Jibril.
Rasulullah SAW bertanya lagi : “Apa gerangan yang menjadikan Malaikat menutupi Matahari?”
Kemudian Malaikat Jibril menjawab : “Ketahuilah wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah SWT telah mengutus 70 ribu Malaikat agar membacakan shalawat kepada salah satu umatmu.”
“Siapakah dia, wahai Jibril?” tanya Rasulullah SAW.
“Dialah Muawiyah…!!!” jawab Malaikat Jibril.
Rasulullah SAW bertanya lagi : “Apa yang telah dilakukan oleh Muawiyah sehingga saat ia meninggal mendapatkan kemuliaan yang sangat luar biasa ini?”
Malaikat Jibril menjawab : “Ketahuilah wahai Rasulullah, sesungguhnya Muawiyah itu semasa hidupnya banyak membaca Surat Al-Ikhlas di waktu malam, siang, pagi, waktu duduk, waktu berjalan, waktu berdiri, bahkan dalam setiap keadaan selalu membaca Surat Al-Ikhlas.”
Malaikat Jibril melanjutkan penuturannya : “Dari itulah Allah SWT mengutus sebanyak 70 ribu malaikat untuk membacakan shalawat kepada umatmu yang bernama Muawiyah tersebut.”
SubhanAllah..
Walhamdulillah..
Wala ilaha illallah..
Wallahu akbar.
Rasulullah SAW bersabda : ”Apakah seorang di antara kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al-Qur’an dalam semalam?” Mereka menjawab, “Bagaimana mungkin kami bisa membaca sepertigai Al-Qur’an?” Lalu Nabi SAW bersabda, “Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.” (H.R. Muslim no. 1922)


Semoga artikel diatas bermanfaat untuk Anda.

http://www.serunik.com/2014/01/wow-inilah-jenazah-yang-disholawati-70.html