Nama lengkapnya adalah Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam.Di dalam al-Kitab dikenal dengan sebutan Hanokh atau Set dalam tradisi Yahudi dan Nasrani. Ia lahir di Babil, Irak (pendapat lain di Munaf, Mesir) pada 4533-4188 SM (1000 tahun setelah Adam wafat) dan merupakan salah seorang rasul yang pertama kali diberikan tugas untuk menyampaikan risalah kepada kaumnya, yaitu Zuriat Qabil dan Memphis. Ia diberikan hak kenabian oleh Allah setelah Adam dan Shiyth. Namanya disebutkan sebanyak 2 kali dalam al-Qur’an: QS. 19:56-57 dan QS. 21:85-86.
Dalam The Prophet of God Enoch: Nabiallah Idris, nama asli Idris adalah Akhnukh, nenek moyang Nuh. Idris juga punya sebutan Hurmus al-Haramisah. Dinamakan Idris karena ia selalu mempelajari mushaf-mushaf Adam dan Shiyth. Dalam bahasa Arab, kata Idris sendiri berasal dari darasa, yang berarti belajar. Karena ia banyak sekali mempelajari ilmu. Akan tetapi, menurut Az-Zamakhsyari,kata Idris bukan nama yang berasal dari bahasa Arab.
Nabi Idris menjadi satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian.
Idris, yang merupakan keturunan keenam dari Adam ini, mendapat julukan Asadul Asad (singa dari segala singa) karena keberanian dan kegagahannya. Ia dianggap pula sebagai penemu tulisan dan alat tulisnya, menguasai banyak bahasa, ilmu perhitungan, ilmu alam, dan astronomi. Ia juga menjadi orang pertama yang menjahit pakaian dan mengenakan pakaian yang dijahit. Ibnu Abbas dari al-Hakim berkata, "Daud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala."
Konon, setiap hari Idris menjahit qamis (baju kemeja); dan setiap kali ia memasukkan jarum untuk menjahit pakaiannya, ia mengucapkan tasbih. Jika pekerjaannya selesai, pakaian itu diserahkannya kepada orang yang menempanya dengan tanpa meminta upah. Walaupun demikian, Idris masih sanggup beribadah dengan amalan yang sukar untuk digambarkan.
Menurut suatu kisah, terdapat suatu masa di mana kebanyakan manusia akan melupakan Allah sehingga Allah menghukum manusia dengan bentuk kemarau yang berkepanjangan. Nabi Idris pun turun tangan dan memohon kepada Allah untuk mengakhiri hukuman tersebut. Allah mengabulkan permohonan itu dan berakhirlah musim kemarau tersebut dengan ditandai turunnya hujan.
Di dalam al-Qur’an, Idris termasuk manusia pilihan Allah sehingga Dia mengangkatnya ke langit. Terdapat empat ayat yang berhubungan dengan Idris dalam al-Qur'an, di mana ayat-ayat tersebut saling terhubung di dalam Surah Maryam (Maryam) dan Surah Al-Anbiya' .
Dalam sebuah hadits, Idris disebutkan sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama yang berbicara dengan Nabi Muhammad dalam salah satu surga selama ia Mi'raj. Diriwayatkan dari Anas bin Malik, Nabi bersabda: “Gerbang telah terbuka, dan ketika aku pergi ke surga keempat, di sana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku). 'Ini adalah Idris; berilah dia salammu.' Maka aku mengucapkan salam kepadanya dan ia mengucapkan salam kepadaku dan berkata. 'Selamat datang, wahai saudaraku yang alim dan nabi yang shaleh.” (HR. Bukhari)
Ziarah ke Surga
Setiap hari Malaikat Izrail dan Nabi Idris beribadah bersama. Suatu kali, Nabi Idris mengajukan permintaan kepada Izrail, “Bisakah kau membawaku melihat surga dan neraka?”
“Wahai Nabi Allah, lagi-lagi permintaanmu aneh,” kata Izrail.
Setelah Malaikat Izrail memohon izin kepada Allah, dibawanya Nabi Idris ke tempat yang ingin dilihatnya.
“Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para Malaikat pun takut melihatnya,” kata Izrail.
“Terus terang, saya takut sekali kepada Azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman saya menjadi tebal setelah melihatnya,” Nabi Idris menjelaskan alasannya.
Waktu mereka sampai ke dekat neraka, Nabi Idris langsung pingsan. Penjaga neraka adalah malaikat yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang mengerikan itu. Api neraka berkobar dahsyat, bunyinya bergemuruh menakutkan, tak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibanding tempat ini.
Dengan tubuh lemas, Nabi Idris meninggalkan tempat yang mengerikan itu. Kemudian Izrail membawa Nabi Idris ke surga. “Assalamu’alaikum…” kata Izrail kepada Malaikat Ridwan, malaikat penjaga pintu surga yang sangat tampan.
Wajah Malaikat Ridwan selalu berseri-ser, berhiaskan senyum ramah. Siapapun akan senang memandangnya. Sikapnya amat sopan, dengan lemah lembut ia mempersilahkan para penghuni surga untuk memasuki tempat yang mulia itu.
Waktu melihat isi surga, Nabi Idris kembali nyaris pingsan karena terpesona. Semua yang ada di dalamnya begitu indah dan menakjubkan. Nabi Idris terpukau tanpa bisa berkata-kata melihat pemandangan sangat indah di depannya. “Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah…” ucap Nabi Idris berulang-ulang.
Nabi Idris melihat sungai-sungai yang airnya bening seperti kaca. Di pinggir sungai terdapat pohon-pohon yang batangnya terbuat dari emas dan perak. Ada juga istana-istana pualam bagi penghuni surga. Pohon buah-buahan ada di setiap penjuru. Buahnya segar, ranum dan harum.
Waktu berkeliling di sana, Nabi Idris diiringi pelayan surga. Mereka adalah para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak muda yang amat tampan wajahnya. Mereka bertingkah laku dan berbicara dengan sopan.
Mendadak Nabi Idris ingin minum air sungai surga. “Bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali.”
“Silahkan minum, inilah minuman untuk penghuni surga.” Jawab Izrail. Pelayan surga datang membawakan gelas minuman berupa piala yang terbuat dari emas dan perak. Nabi Idris pun minum air itu dengan nikmat. Dia amat bersyukur bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa enak. Tak pernah terbayangkan olehnya ada minuman selezat itu. “Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah,” Nabi Idris mengucap syukur berulang-ulang.
Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah terpikat keindahan dan kenikmatan surga Allah.
“Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai Hari Kiamat nanti,” kata Nabi Idris.
“Tuan boleh tinggal di sini setelah Kiamat nanti, setelah semua amal ibadah dihisab oleh Allah, baru Tuan bisa menghuni surga bersama para nabi dan orang yang beriman lainnya,” kata Izrail.
“Tapi Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah mengaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris menjadi satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian. Waktu diangkat ke tempat itu, Nabi Idris berusia 82 tahun.
Inilah yang dimaksud dengan firman Allah yang berbunyi, “Dan ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS Al-Anbiya:85-86).
Demikian kisah tentang Nabi Idris yang super istimewa. Dari kisah di atas nampak pula bahwa surga dan neraka itu nyata adanya. Hal ini sekaligus membantah beberapa pendapat yang menyatakan bahwa keduanya hanyalah ilusi belaka, terutama dari kalangan ilmuwan yang atheis (yang tidak percaya adanya Tuhan). Kita bisa merasakan kenikmatan surga seperti yang dialami Nabi Idris dan hamba-hamba Allah yang dicintai lainnya, asalkan kita mau beriman dan bertakwa kepada-Nya. Apakah Anda mau?
http://majalah-hidayah.com/ilmu/alam-gaib/idris-dan-ziarah-ke-surga.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar