Kreativitas di Balik Larutan Durian Pengusir Nyamuk
Kreativitas adalah ide manusia. Sebuah gagasan yang tercipta murni dari pikiran manusia. Gagasan yang terkadang dapat ditanamkan (incepted), dapat mengakar, dapat abadi. Dengan kreativitas, manusia dapat membangun gedung. Dapat membuat mobil. Menciptakan karya – karyanya. Sebuah hal yang patut disyukuri sebagai makhluk Tuhan yang dibekali akal dan kreativitas.
Kreativitas seorang manusia yang pernah saya temui yaitu tentang penemuan larutan pengusir nyamuk dari buah durian. Penemuan ini sangat menarik mengingat banyaknya penggunaan obat nyamuk yang ada di pasaran yang harganya cukup mahal, kurang efisien, dan tidak ramah lingkungan.
Penemu larutan buah durian ini adalah Devina Oktavianingrum, teman saya sejak di SMAN 2 Jombang. Penemuan gadis kelahiran Jombang, 5 Oktober 1989 itu terinspirasi dari kebiasaan orang Jawa saat musim panen durian yang menyimpan buah durian di dalam kamar agar selalu terbebas dari nyamuk. Gadis yang satu kecamatan dengan saya itu mengasumsikan bahwa buah durian dapat mengusir nyamuk melalui bau yang sangat tajam dan menyengat karena baunya tidak disukai nyamuk.
Devina pun melakukan penelitian bersama Visi Ayunita Kusumandari dan Laily Immawati Ratnasari melalui Lembaga Pengkajian Ilmiah (LPI) Bina Bangsa Jombang, Jawa Timur untuk mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) 2007 yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Hasil penelitian mereka ini mendapat predikat juara III dalam lomba tersebut.Karena penelitian itu juga, Devina juga dipanggil untuk mewakili Indonesia di acara kongres National Children di India.
Penelitian mereka itu dilakukan melalui pengolahan secara sederhana dari buah dan kulit durian. Proses pengolahannya diawali dengan memotong kulit buah durian menjadi ukuran kecil – kecil dan ditimbang 100 gram dan daging buah 50 gram, lalu diblender. Alkohol 70 % sebanyak 50 ml dan air 100 ml digunakan sebagai pelarutnya. Alkohol ini nantinya juga dapat meningkatkan daya uap alcohol karena prinsip kerja alkohol yang cepat menguap jika terkena panas. Larutan buah durian yang dihasilkan diperas dengan menggunakan kain ayakan. Hasil perasan ini kemudian digunakan sebagai air rendaman bekas obat nyamuk elektrik.
Tempat obat nyamuk elektrik bekas yang digunakan dalam penelitian mereka lantas ditimbang terlebih dahulu dan dicelupkan dalam larutan tersebut kurang lebih 5 menit. Kemudian obat nyamuk elektrik bekas tersebut diangkat dan dijemur antara 1-3 jam atau hingga kering.
Pengujian pun dilakukan dengan memasang obat nyamuk elektrik dari hasil tersebut pada sebuah ruangan 1×1 meter persegi dengan ditutup kelambu hingga rapat agar nyamuk tidak bisa keluar. Ruangan itu sebelumnya sudah terdapat nyamuk yang dilepaskan dan dibiarkan selama satu jam. Uji coba dengan menggunakan 20 ekor nyamuk per perlakuan dengan rincian sebagai berikut:
1. Perlakuan pemasangan obat nyamuk elektrik buah durian selama 15 – 30 menit
2. Perlakuan pemasangan obat nyamuk elektrik buah durian selama 30 – 45 menit
3. Perlakuan pemasangan obat nyamuk elektrik buah durian selama 45 – 60 menit
4. Perlakuan pemasangan obat nyamuk elektrik buah durian selama 60 – 120 menit
5. Perlakuan pemasangan obat nyamuk elektrik buah durian selama 120 – 140 menit
Hasil percobaan tersebut menjelaskan bahwa saat pemasangan sebelum mencapai 15 menit, semua nyamuk menjauh. Keadaan tersebut bertahan hingga menit ke-30 sampai ke-45 menit. Dan menjelang menit ke 45-60 menit, nyamuk mulai mati berjatuhan hingga menit 120-240. Dari percobaan tersebut, larutan buah durian ternyata ampuh untuk mengusir dan membasmi nyamuk.
Menurut Devina sendiri, “nyamuk-nyamuk menjauh disebabkan karena minyak atsiri pada buah dan kulit durian yang sangat menyengat dan tidak disukai nyamuk karena efek minyaknya mempengaruhi syaraf pada nyamuk.”
Saat dilakukan penyentuhan nyamuk dengan menggunakan alat pensil, dalam uji coba ke 30 -45 menit, menunjukkan nyamuk tidak langsung terbang, dan baru beberapa saat terbang setelah itu jatuh dan mati.
Kelemahan dalam larutan buah durian ini adalah tidak semua orang tahan dan tidak memiliki masalah dengan bau durian yang menyengat. Dikhawatirkan juga, bau durain yang menyengat justru akan mengganggu tidur.
Secara ekonomis, bekas obat nyamuk elektrik yang biasanya dibuang bisa dimanfaatkan. Devina sendiri mengkalkulasikan untuk membuat 25 buah obat nyamuk elektrik larutan buah durian, diperlukan biaya yang lebih murah (sekitar Rp. 5.050), jika dibandingkan dengan obat nyamuk elektrik buatan pabrik 1 pak berisi 30 buah harga pasaran Rp. 15.000. Selain itu, larutan buah durian terbilang aman bagi kesehatan dan efisien dalam mengusir nyamuk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar