******HIDUP ADALAH UNTUK IBADAH ********JADIKAN SELURUH AKTIVITAS HIDUPMU UNTUK MENCAPAI KEBAHAGIAAN DUNIA AKHIRAT *********JALAN YANG LURUS ***********yaitu jalan orang-orang yang telah Allah berikan nikmat, bukan jalan yang dimurkai Allah dan juga bukan jalan yang sesat.

Minggu, 27 Oktober 2013

Putri Herlina Gadis Tanpa Tangan, Menikah Dengan Putra Petinggi Bank Indonesia

Mengharukan terjadi kemarin Minggu malam (13/10/2013) di Yogyakarta. Seorang gadis cantik berambut panjang, yang terlahir dan besar tanpa kedua tangan, Putri Herlina, menerima suntingan sang pacar, bernama Reza Hilyard Soemantri, yang diketahui adalah seorang musisi. Reza adalah putra dari mantan deputi gubernur Bank Indonesia Maman H Soemantri.

dokumenter



dokumenter

Kini, keduanya pun hidup sebagai suami istri. Lalu, bagaimana sebenarnya kisah masa lalu dari gadis yang sanggup berjuang seorang diri ini?



Menurut cerita yang dapatkan di dalam blog milik Saptuari, Senin (14/10/2013), sewaktu Putri lahir, orangtuanya tega meninggalkannya di rumah sakit, dan membiarkan anaknya itu hidup sebatang kara. Sampai pada akhirnya, pihak rumah sakit menitipkan Putri di sebuah panti bernama Yayasan Sayap Ibu, dan dirawat dengan tulus oleh sang pemilik panti, Bu Naryo.






dokumenter

Meskipun gadis berambut panjang itu bukan anak kandungnya, Bu Naryo begitu sayang dengan Putri, dan tak ingin Putri lepas dari genggamannya.

Suatu hari, ada seseorang yang datang ke panti itu, dan menginginkan Putri menjadi anaknya. Sayang, orang tersebut bukannya merawat Putri dengan penuh kasih seperti yang dilakukan Bu Naryo, ia malah meletakkan gadis mungil tanpa tangan itu di dalam sebuah kardus, dan meletakkannya di pinggir jalan untuk mengumpulkan uang hasil belas kasihan, alias mengemis.

Di sepanjang hidupnya, Putri pernah tertidur beralaskan kardus, berselimut debu, dan bercahayakan panas sinar matahari. Dan belum tentu, semua orang mampu bila dihadapkan dengan hal seperti ini. Termasuk Anda!

Tuhan memang memiliki caranya sendiri untuk menyelamatkan nyawa gadis berhati suci ini. Pihak panti asuhan menemukan Putri di jalan, dan menyelematkannya, lalu merawat Putri kembali.

Di tangan orangtua angkatnya, Bapak dan Ibu Naryo, Putri tumbuh menjadi anak perempuan yang berbeda dan memiliki kelebihannya sendiri. Ia lincah dengan kedua kakinya, ia mampu menulis walaupun tidak memiliki kedua tangan, memakai baju tanpa bantuan siapa pun, dan melakukan semua kegiatannya seorang diri.

Dengan kata lain, Putri Herlina cilik adalah sosok anak perempuan yang mandiri dan tegas.

Ketika Putri Herlina duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA), ia tidak pernah mau disiapkan meja khusus, dan tidak ingin pihak sekolah memperlakukannya terlalu istimewa. Ia cukup duduk di sebuah kursi tambahan di sampingnya, sebagai alas buku ketika ia mengangkat kakinya, menorehkan tinta, dan goresan pensil sebagai bukti perjuangan hidupnya.

Sebelum disunting Reza, Putri Herlina bekerja dan menghabiskan waktunya masih di area panti, dan memegang jabatan sebagai administrasi di panti itu. Semua pekerjaan yang dilakukannya pun, dikerjakan menggunakan kedua kakinya.

Di dalam tulisan Saptuari, sang penulis menuliskan, Putri sempat bertandang ke rumahnya, dan mengabari bahwa ia akan menikah dengan pria pujaan hatinya dalam waktu dekat. Kepada Saptuari dan ibunya yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri, Putri bercerita dirinya mantap untuk dipersunting dengan kekasihnya, Reza.

Semua itu tanpa keraguan, tanpa kebimbangan, dan memang semua ini sudah rencana indah yang disiapkan Tuhan yang Maha Esa untuk keduanya.

Ketika Saptuari mempertanyakan siapa jodoh dari Putri ke Bu Naryo, beliau mengatakan bahwa pria yang berprofesi sebagai musisi itu adalah anak dari keluarga terhormat, putra salah seorang petinggi Bank negeri ini.

Yogyakarta, 13 Oktober 2013

Bertempat di Gedung Mandala Bakti Wanitama, kedua sejoli ini mengikat janji sehidup semati di hadapan penghulu, dan di hadapan kedua orangtua masing-masing.

Suasana berubah haru, ketika sang mempelai pria dengan tegas mengucapkan ijab kabul, sebagai tanda menerima Putri Herlina menjadi pendamping hidupnya yang sah.

Diceritakan Saptuari, para tamu yang hadir satu per satu menitikkan air matanya sebagai tanda haru, melihat keajaiban yang terjadi di hadapan semuanya. Tak terkecuali para awak kamera dan fotografer yang mendokumentasikan acara tersebut.

Hari itu, Tuhan membuktikan janji-Nya. Seperti yang sering didengar, bahwa derajat semua mahluk di mata-Nya adalah sama. Termasuk yang dialami Putri Herlina dan Reza Hilyard Soemantri.

Momen mengharukan kembali terulang, ketika prosesi sungkeman. Dalam keadaan terbata-bata, dan dalam keadaan memeluk Reza, sang ibu mengatakan, “Wahai anakku, engkaulah lelaki itu. Engkaulah yang dipilih Allah untuk menemani wanita luar biasa ini. Engkaulah yang Allah percaya duduk, berdiri, berjalan di sampingnya selamanya. Jadikan ini sebagai ibadahmu, pahala tak berkesudahan hingga akhir hayatmu,” kata sang ibu seperti ditulis Saptuari.

Acara sungkeman selesai, adik-adik dari panti di mana Putri selama ini dibesarkan hadir dan berdiri berjejer menghadap ke pelaminan. Ketika Putri menghampirinya, semua anak itu menyalami Putri, dan memegang tangan mungil yang ada di pundak Putri.

Hari itu, di malam yang penuh sakral dan keajaiban, anak-anak itu melepaskan sang kakak yang selama ini menemani hari-harinya di panti asuhan, yang hidup selama belasan tahun secara bersama-sama.

Selepas itu, Reza yang tampak gagah dan tampan dengan busana pengantin berwarna putih, menuntun Putri kembali ke pelaminan. Keduanya melangkah bersama, dan siap untuk membina mahligai rumah tangga berdua.

Bila menyebut nama Reza Hilyard sebagai musisi, masih banyak orang yang bertanya-tanya siapa dia sebenarnya. Tapi, bila nama Soemantri disematkan di belakang kedua namanya, mungkin sebagian orang akan menebak kalau ia adalah putra dari mantan Deputri Gubernur Bank Indonesia (BI), Maman Husein Soemantri.

Kini, Reza telah sah menjadi suami dari perempuan ayu, manis, soleha, tegar, serta mandiri, kelahiran 3 Oktober 1988. Semoga, pernikahan yang dilandaskan karena cinta dan kepatuhan terhadap perintah-Nya, senantiasa dilindungi oleh-Nya, dan semua yang dilakukan secara bersama-sama selalu dipermudah juga oleh-Nya.

Selamat berbahagia untuk Putri Herlina dan Reza. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah.

semoga ini menjadi pelajaran untuk kita semua.amiiin…..

-------------------------------------------------------------------------------------------------
Putri Herlina...Sepasang Tangan Bidadari
Sepasang tangan tumbuh di hati....
Jogjakarta, 1988

Aku masih kelas 2 SD, tinggal di sebuah desa yang tenang di satu sudut Jogja. setiap hari berangkat sekolah, sesudahnya aku habiskan dengan bermain bola di belakang rumah, berlarian di tengah sawah, main layangan hingga Magrib datang...ketendang bola sekeras mungkin, kutangkap dengan tanganku, kulempar lagi hingga jauh sekali... layangan kutarik ulur hingga terbang dibawa angin, tembus ke awan, meliuk-liuk, setiap hentakannya memberi sensasi di ujung jari-jariku...


semua tak lebih dari keriangan anak kecil menikmati dunianya, tanpa pernah berfikir bahwa aku lahir sempurna...
Sudut Jogjakarta, di tahun yang sama...
sepasang manusia yang tidak menginginkan anaknya, membuang begitu saja bayi kecil yang baru melihat dunia. Bayi itu tidak memiliki tangan, mereka malu... mereka tidak mau menanggung beban. Aib ini harus dihilangkan, aib ini harus dilenyapkan...
.................................

23 tahun kemudian, masih di Jogjakarta Juni 2011.

Hari ini aku baru saja mampir ke Kedai Digitalku di cabang Babarsari, wilayah di timur Kota Jogja, menuju ke utara entah mengapa perasaan menuntunku membelokkan setir ke barat. semua serba dadakan tanpa rencana.
"kita ke Panti Asuhan Sayap Ibu dulu yaa" kataku
istriku yang pernah kuajak kesana langsung mengangguk.
Panti Asuhan ini hanya fokus menampung bayi-bayi terlantar yang dibuang orang tuanya, anak-anak malang yang tidak diharapkan kehadirannya ke dunia. Mereka tinggalkan begitu saja, benih suci ciptaan Illahi yang terhempas di jalanan...
Beberapa bulan lalu saya pernah ke Panti ini, ada 25 bayi mungil yang tidur dalam kasur yang dikelilingi besi. Bayi-bayi yang tidak tau siapa ayah ibunya, ada yang tertidur ada yang berguling-guling menikmati botol susunya. siapapun yang masih punya hati nurani bakal miris sekali...
ayah ibu mereka entah siapa...
pemuja kenikmatan dunia...
mau enak tapi gak mau anak...

"silahkan Mas, Mbak.. monggo apa yang bisa kami bantu?" sambut ibu pengelola panti, sekilas aku melihat ada orang yang lewat dibalik lemari pembatas. Kami ngobrol sebentar dengan ibu pengelola panti, sampai akhirnya aku melihat siapa yang ada dibalik lemari itu...
"ini mas, mbak kenalkan namanya Lina... dia paling pintar disini, sekolahnya juga pintar, sudah lulus SMA, bisa komputer, bisa pakai jilbab sendiri, mbak Lina nih yang bantu kami mengelola yayasan ini" lanjut ibu Panti.
Aku dan istriku memandang Lina, mungkin tadi bukan prestasi yang luar biasa sampai kami kemudian melihat sosoknya... gadis cantik, manis, berkulit putih, berambut panjang, dengan senyum yang mengembang... dan dia tidak punya tangan...
kami bengong, takjub dengan sosok di depan kami, anak ini luar biasa.. dengan senyum dan tatapannya orang tidak akan menemukan kekurangan di dirinya.




aku minta ijin ke ibu panti untuk melihat bayi-bayi itu di dalam, sengaja aku mengajak Lina untuk mengantar kami, ada sesuatu di anak itu yang aku ingin tau.....................
Bayi-bayi itu sedang tidur siang, ada beberapa yang terbangun terdiam menatap langit-langit kamar, mencari-cari sentuhan ibu yang datang semu..
"aku dulu seperti mereka mas, mereka semua sempurna, aku cacat sejak lahir dan tinggal di panti ini, sekarang ada 30 bayi cacat yang dikumpulkan di Panti di Kadirojo Kalasan sana, semua nasibnya sama dengan aku sejak kecil tidak tau siapa orang tua kami" Lina mulai bercerita.
"kamu sekolah dimana dulu?" tanyaku.
"aku sekolah di sekolah biasa mas, aku gak mau dikasihani, SMPku di sekolah Muhammadiyah biasa, SMAku juga, aku tidak minta meja khusus... kutulis semua dengan kakiku, bisa kok!" Lina bercerita dengan senyum cerahnya...
anak ini istimewa pikirku, semangatnya luar biasa! harusnya dia sudah ada di Kick Andy untuk berbagi semangat pada semua!


aku ingat cerita ibu panti, bayi-bayi cacat ini lahir karena gagal di aborsi, bapak ibunya tidak mengharapkan kehadirannya, segala macam cara dilakukan, namun ketika Tuhan Sang Pemilik Hidup berkata lain, tetap lahir mereka walau dalam kondisi cacat akibat ulah orangtuanya sendiri...
Aku ingat, Rizki bayi yang tidak punya lobang dubur 6 bulan lalu masih disini, dibuatkan lobang diperutnya, aku pernah memegang tangannya ketika dia merangkak-rangkak ingin keluar dari box yang menghalanginya.
"siapa lagi mas yang mau merawat mereka? kami disini bertekad menjaga mereka, ini Amanah Allah mas, mereka tetap manusia walau cacat diseluruh tubuhnya..." kata ibu Panti
"kamu tiap hari disini Lin?" tanyaku lagi
"iya mas, aku bantu ibu-ibu pengelola yayasan ini. Aku bisa lakukan semuanya kok, ngetik, internet, pakai HP aku bisa semua pakai kakiku.. Tuhan itu Maha Adil mas, di setiap kekurangan yang dimiliki manusia, pasti ada kelebihannya..." senyumnya mengembang
anak ini luar biasa... malu aku jika kalah dengan semangatnya!


Ibu panti pernah berkata "jatah biaya makan dari pemerintah hanya 2500 rupiah per anak per hari, bayangkan mas dengan makanan burung saja mahal makanan burung.."
miriiis sekali kita mendengarnya, sementara aku pun sama seperti kalian muak dengan berita-berita uang negara di korupsi dimana-mana, bayi bayi ini jatahnya hanya 2500!!
"Kamu dah punya pacar belum Lin" Tanyaku, Lina hanya tertawa..
Aku pernah ngemci lho mas di Amplaz (Ambarukmo Plaza Jogja), acara buat anak-anak penyandang cacat. cuek aja aku maju di panggung, pokoknya aku tidak mau dibedakan dengan yang lain..." katanya berbinar-binar


Putri Herlina, di sekolah dia dipanggil Putri, di panti dia dipanggil Lina, gadis cantik ini tumbuh di dalam panti dengan semua keterbatasannya, sekarang menjadi gadis yang cerdas, dan mendedikasikan waktunya untuk mengurus bayi-bayi yang senasib dengannya...
aku tiba-tiba melihat dia begitu sempurna...
seperti ada tangan yang tumbuh keluar dari hatinya...
tangan yang indah yang bisa memeluk bayi-bayi malang di dalam sana...
seperti sayap yang dimiliki ibu yang mengasihi anak-anaknya
maluuuu aku jika melihat semangatnya! tanganku kalah tangkas dengan semangat yang keluar dari tubuh tidak bertangan itu...
"Besok aku buatin Mug buat kamu ya Lin, aku anter ke sini deh!" Janjiku
istriku menyelipkan kartunamaku ke kantung celana samping Lina, dia tersenyum... "makasih ya mbak" ucapnya
........................................
Di dalam mobil istriku berurai airmata, haru sekaligus bersyukur dengan apapun yang kami alami hari ini. seperti biasa aku melihat langit, seperti ada sepasang mata besar di balik awan yang membuat teduh hati kami... wahai sang Pemberi Hidup...



Kawan-kawan:

saat ini ada 18 bayi normal, dan 30 bayi cacat di Panti Asuhan Sayap Ibu, mereka berjuang hidup hanya dengan bantuan pemerintah yang tidak seberapa (2500/hari/anak) dan dari donatur! saat ini hanya ada 2 donatur tetap di sini, selebihnya adalah donatur tidak tetap yang datang silih berganti, tidak bisa dijagakan setiap hari.

mari kita bantu, Bismillah... Surga untukmu!
BCA 4564921400 a/n Saptuari Sugiharto 

Tubuh mungil itu seperti ALLAH hadirkan untuk "mancing" kita...
seberapa pantaskah sih kita masuk surga, jika kita masih nyaman makan di McD, KFC, Pizzahut, Hoka Bento, Starbuck, habis ratusan ribu sekali kecap! sementara kita hanya berdiam diri melihat tubuh-tubuh mungil itu dapat jatah makan dari pemerintah tidak lebih dari makanan burung...


====================================
FOTO-FOTO Putri Herlina dan Adik-Adik cacat di Panti Sayap Ibu Jogja



Putri dengan Selly (Bayi yang ditinggal begitu saja di rumah sakit) cacat dalam, sehingga tidak bisa menelan. minum susu harus lewat hidung. Kakinya kaku dan hanya berbaring di tempat tidur. Lihat Putri yang membelai selly dengan 'tangan' bidadarinya... mata kita tidak bisa secara fisik melihatnya.. :-)


Indah, umur 6 tahun buta sejak lahir. Tidak punya bola mata. setiap hari hanya bisa berjalan dengan dituntun di sekitar panti. di Sayap Ibu kalasan lebih dari 30 anak-anak korban Aborsi Gagal... Cacat... dibuang dan ditinggalkan.. sampai tua mereka disana. Siapa yang mau mengurusnya? ada yang tega membuang mereka begitu saja di pinggir jalan? biarkan hilang, terluka dan tersiksa dihempaskan kelaparan.. 

DOUBLE MENDERITA...
Mereka Anak-Anak Manusia.. sudah tidak punya orang tua, dibuang sejak lahirnya, ditambah cacat mental dan raganya...
Panti Asuhan yang mengurus mereka bebannya 2-3 kali lipat dari Panti Asuhan biasa yang anak-anaknya yatim tapi normal semua.
tinggal kita mau tidak, meringankan beban itu... toh rejeki kita juga cuma Titipan Tuhan, justru kita bangga jika bisa jadi air pancuran Rejeki dari Tuhan...